Balita Timbangan

marsono_marsono 04 Januari 2021 13:48:10 WIB

SID_kalurahan Dengok. senin 4 Januari 2021 Balita di wilayah Padukuhan Dengok III dilaksanakan kegiatan rutin yakni Timbangan atau penimbangan. Hal ini rutin di laksanakan sebagai upaya untuk mengetahui perkembangan Balita.

Penimbangan merupakan langkah awal dalam kegiatan utama program perbaikan gizi anak. Hal ini sebagai upaya masyarakat dalam memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

Antusiasme masyarakat dapat terlihat pada perbandingan jumlah balita yang dtimbang dengan jumlah balita yang ada. Jika partisipasi bayi atau balita yang menimbang semakin tinggi, maka semakin banyak pula data penggambaran status gizi mereka.

Tinggi rendahnya partisipasi tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan dan gizi, faktor ekonomi dan sosial budaya, serta sumber informasi.

Tak hanya sebagai data acuan, penimbangan juga dilakukan untuk mengukur berat badan bayi saat lahir dan masuk rumah sakit. Ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan mengantisipasi masalah berat lahir rendah, serta penghitungan dosis dan jumlah cairan yang diperlukan oleh bayi atau balita.

Penimbangan yang rutin diadakan setiap bulan di Posyandu dan sarana lainnya ini bertujuan untuk mengetahui apakah bayi atau balita tumbuh sehat, mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan, mengetahui bila balita sakit, kelengkapan imunisasi dan mendapatkan penyuluhan gizi.

Setelah menimbang berat badan, ada dua kategori hasil yaitu:

Balita Yang Naik Berat Badannya

Persentase balita yang naik timbangannya dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang dapat menggambarkan keberhasilan dalam memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat.

Ini juga merupakan tanda orangtua dapat memberikan makanan cukup gizi kepada anak-anaknya.

Anak bisa dikatakan sehat jika seiring bertambahnya umur maka akan bertambah pula berat badannya. Selain itu, persentase balita yang naik timbangannya dapat menggambarkan tingkat kesehatan balita di wilayah tersebut.

Beberapa hal bisa berpengaruh, misalnya pengetahuan keluarga tentang kebutuhan gizi balita, penyuluhan gizi masyarakat dan ketersediaan pangan di tingkat keluarga.

Balita Bawah Garis Merah (BGM)

BGM adalah merupakan hasil penimbangan dimana berat badan balita berada di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Tak hanya berpatokan pada BGM, penggambaran gizi buruk pada balita juga harus dilihat dari tinggi badan.

Jika tinggi badan sesuai umur maka orangtua haruslah waspada dan berupaya agar kondisi anak tidak menjadi lebih buruk. Namun, jika tingginya dibawah rata-rata maka anak tersebut termasuk bayi atau balita berstatus gizi buruk.

Demi memantau gizi anak, bulan penimbangan balita (BPB) yang rutin dilaksanakan setiap bulan Agustus dapat memberikan gambaran tentang status gizi balita 100% secara berkala, setahun sekali.

Penimbangan balita juga akan dibarengi dengan pemberian kapsul Vitamin A dan monitoring garam beryodium.

Pada kota Bogor sendiri dari jumlah sasaran sebesar 95.427 bayi/balita, 89.097 (93,37%) yang melakukan penimbangan, 99,96% diberikan Vitamin A dan 98,1% berhasil memonitoring garam beryodium.

Kecamatan terendah dalam pencapaian BPB Tahun 2016 adalah kecamatan Bogor Tengah sebesar 83,21%, sedangkan capaian pemberian Vitamin A dan monitoring garam beryodium menunjukkan angka di atas 90% untuk rata-rata semua Kecamatan.

Cakupan partisipasi kedatangan (D/S) BPB Tahun 2016 menunjukkan peningkatan dari tahun 2015 dan 2016.

Balita gizi buruk terdata 0,07% tahun 2016 dan ada penurunan dari tahun 2015 menjadi 0,09%, balita gizi kurang terdata 2,37% tahun 2016 dan ada penurunan dari tahun 2015 menjadi 2,48%, dan balita gizi lebih terdata 2,06% tahun 2016 dan ada penurunan dari tahun 2015 menjadi 2,08%.

Demi menjaga tingkat gizi bayi dan balitanya, pada tahun 2017 ini, Kota Bogor akan kembali melaksanakan BPB pada Bulan Agustus 2017 dengan sasaran 95.427 bayi/balita yang tersebar di enam Kecamatan.

Sumberdaya dan sarana pendukung BPB sudah disiapkan seperti posyandu, kader kesehatan, tenaga kesehatan, timbangan dacin, timbangan bayi, timbangan injak, microtoa, panjang badan, iodina test dan spanduk sebagai pemberi informasi kepada masyarakat.

Dalam praktiknya nanti, ada tigam maca metode pengukuran penimbangan balita. Metode tersebut diantaranya:

Berat Badan menurut Umur (BB/U)

BB/U merupakan penilaian status gizi berdasarkan pengukuran BB dibandingkan umur, menggambarkan keadaan saat ini yang berhubungan dengan masa lalunya, dan bila ada balita dengan status “gizi buruk” ini kasus kronis.

Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

BB/TB merupakan penilaian status gizi berdasarkan pengukuran BB dibandingkan TB. Status ini menggambarkan kondisi anak saat ini, dan bila ada balita dengan status “sangat kurus” maka ini akut harus segera diintervensi.

Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

TB/U merupakan status gizi berdasarkan pengukuran TB dibandingkan dengan umur, pada pengukuran ini kita akan mendapatkan status “pendek/stunting” yang merupakan kasus kronis. Namun bila balita kurang dari dua tahun, hal ini masih dapat diperbaiki dengan intervensi yang baik.

Sebagai upaya pencegahan, ada baiknya perlu perhatian sejak anak masih dalam kandungan melalui pemeriksaan rutin (ANC), “1000 hari pertama kehidupan” yang dimulai dari anak damlam kandungan ibu (280 hari) sampai anak berusia 2 tahun (720 hari) dan dilanjutkan dengan pemantauan rutin pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tingkatan usianya hingga anak berumur 6 tahun.

Dari berbagai sumber

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung