CINTA Cerita Romantis (Bagian 6)

marsono_marsono 05 Februari 2021 08:02:14 WIB

CINTA Cerita Romantis (Bagian 6)

 

Tutup pintu hatimu untukku

Jika semua yang ku lakukan

Karena ingin memilikimu

Buka pintu kebencianmu

Jika semua yang ku lakukan

Hanya ingin mempermainkanmu

 

 

Aku masih bingung, apa yang harus ku lakukan? Sungguh ini sangat menyiksa batinku. Ketika pada suatu sore, setelah pulang kampu kami pulang bersama. Seperti biasa, jalur taman kota yang kami lewati. Karena suasana sore hari di taman kota sangat menyenangka. Ku berfikir disitu tempat yang tepat untuk mengutarakan perasaanku. Walau ku cegah adanya pertanyaan padanya seperti: apa pendampat Hilman tentangku? Bagaimana perasaan Hilman ke aku? Apa Hilman mau menjalin hubungan denganku? Tidak ingin ku lontarkan pertanyaan itu. Kami tertawa sepanjang perjalanan, dan dia memang bakat menjadi pelawak. Hahaha. Saat kami sedang berjalan santai di taman, tiba tiba.....

“aaaaa........” ku menjerit saat hilman mendorongku ke pinggir jalan.

Ternyata sebuah motor hampir menabrakku, dan Hilman melindungiku. Tapi saat ku lihat dia, ternyata motor itu menabrak Hilman. Betapa shocknya aku melihat dia tergeletak tak berdaya dijalan, dengan mata yang terpejam, dan tak sadarkan diri. Aku yang terjatuh dijalan kemudian bergegas lari menghampirinya, tak peduli betapa sakitnya kakiku terbentur batu. Dengan jalan yang terpincang pincang, ku kuatkan diri menghampiri Hilman.

“Hilman.... Hilman.....” teriakku padanya, sambil menolongnya.

Ingin ku berkata sesuatu, tapi lidahku terlalu kelu. Seakan hanya namanya yang dapat ku panggil dengan jelas dan lancarnya. Ya, hanya namanya saja. air mataku meleleh membentuk anak sungai di pipiku. Ini adalah peristiwa yang sangat membuatku terpukul.

“Ya Alloh, tolong aku. Jangan kau ambil dia pergi dari sisiku dan sampai kau ambil dia ke sisimu. Apa yang harus ku lakukan tanpanya? Aku akan merasa bersalah, dan penyesalan yang amat sangat mendalam karena perasaanku tak dapat berkata dikehidupan nyata.”

 

Serentak ku panggil ambulan untuk membawanya kerumah sakit. Dia yang jadi ambulanku saat aku keluar dari pintu gawat darurat, sekarang aku yang memanggil ambulan untuknya? Sungguh menyedihkan. Aku terdiam sepanjang perjalanan menuju kerumah sakit. Entah apa yang harus aku lakukan untuk membantunya bangun kembali?apa canda tawa tadi adalah hal terakhir yang kulakukan dengan Hilman? Apa tadi adalah terakhir kalinya aku mendengar suaranya? Dan melihat nya? Aku mengingat semua kenangan bersama Hilman, kenangan manis yang tak akan bisa terlupakan.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung