Khutbah Kepala Kakanwil Yogyakarta
marsono_marsono 03 Februari 2021 19:17:00 WIB
PERKUAT DISIPLIN PROTOKOL KESEHATAN
MELALUI GERAKAN 5M
Oleh : Drs. H. Edhi Gunawan, M.Pd.I
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DI Yogyakarta
Jamaah jum'at hafizhakumullah,
Marilah kita senantiasa meningkatkan keimanan dan
ketakwaan, meningkatkan ibadah kepada Allah. Memperbanyak
munajat dan juga di dalam setiap kali menjalankan salat fardu,
diselingi dengan doa kepada Allah SWT dengan penuh khusyuk
dan tadharru. Mudah-mudah dengan ikhtiar batin ini Allah
berkenan mengangkat wabah COVID 19 dari muka bumi ini. Amin.
Pandemi Covid 19 sudah hampir setahun mewabah di tanah
air, dan sampai hari ini belum terlihat kapan pandemi berhenti.
Bahkan hari ini data yang terpapar menujukkan gejala masih tinggi
termasuk di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jumlah meninggal dunia
sudah di atas 25 ribu jiwa, dan makin banyak pula bisnis yang
kolaps akibat virus mematikan ini. Di sisi lain masih orang rang
melanggar dan abai dengan dengan protokol kesehatan.
Sebelumnya pemerintah menggalakkan gerakan 3 M; menjaga
jarak, memakai masker mencuci tangan. Dalam rangka menekan
penyeberan virus pemerintah menambah slogan menjadi 5 M.
Gerakan 5 M gerakan, yaitu: Memakai masker; Mencuci tangan
pakai sabun, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, Membatasi
mobilisasi dan interaksi.
Protokol kesehatan ini dianggap sebagai salah satu bentuk
ikhtiar dalam rangka menjaga diri dan orang lain dari paparan virus
COVID 19. Kunci keberhasilan kita adalah menjalan komitemen
untuk menjalankan protokol kesehatan. Pandemi ini akan lebih
mudah ditangani apabila masyarakat dan Pemerintah sepakat bahu
membahu menjalankan perannya masing-masing. Perintah untuk
senantiasa taat terhadap protokol kesehatan hendaknya dipahamai
sebagai sebuah kesempatan untuk menebar kebaikan bagi sesama.
Jamaah jum'at rahimakumullah,
Gerakan 5 M Covid 19 jika direnungkan secara mendalam
Namun jika direnungkan pada hakikatnya memiliki makna yang
penting dan sangat berarti bagi kehidupan kita. mari kita telaah
bersama-sama.
Gerakan 5 M yang pertama adalah memakai masker.
Penggunaan masker memiliki fungsi tidak saja mencegah
penyebaran bibit penyakit atau virus Covid-19 yang disebar melalui
droplet, namun juga bisa mengurangi sesuatu yang bisa merugikan
orang lain. Perlu kita sadari bersama bahwa penggunaan masker
manfaatnya bukan hanya untuk drinya atau keluarganya saja, tapi
menjadi sebuah langkah sederhana yang bisa menyelamatkan
banyak orang di Indonesia dan juga bisa mungkin di dunia pula.
Maka sangat disayangkan jika kemudian ada masyarakat yang
malah tidak mau memakai masker dan menyepelekan virus yang
kini mewabah di tanah air. Bukankah dengan memakai maske
berarti kita telah turut andil sebagai pejuang yang berjuang
menyelamatkan negeri ini mengakhiri pandemi yang menimbulkan
persoalan pada sendi-sendi kehidupan yang ada. Memang
pemakaian masker bukan satu-satunya upaya protokol kesehatan
untuk mencegah penyebaran virus yang berbahaya ini. Namun
demikian justeru dengan memakai masker akan terhindari resiko
yang mungkin menimpa diri kita. Justeru di sini kita khawatir
mereka yang terpapar virus corona ini mungkin disebabkan saat
yang bersangkutan tidak menggunakan masker .
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Gerakan 5 M yang kedua adalah mencuci tangan pakai
sabun. mencuci tangan menjadi hal yang paling efektif untuk
mencegah penularan virus korona COVID-19. Bahkan Dari
mencuci tangan ini tingkat efektivitasnya cukup tinggi, bisa sampai
80 persen lebih. dalam Islam, mencuci tangan adalah rutinitas yang
dianjurkan. Bahkan setiap Muslim akan melaksanakan salat
diwajibkan berwudhu di mana salah satu rukun wudhu adalah
mencuci tangan. Anjuran mencuci tangan juga selaras dengan
sabda Rasulullah SAW,
“Barangsiapa tertidur dan di tangannya terdapat lemak (kotoran
bekas makanan) dan dia belum mencucinya lalu dia tertimpa oleh
sesuatu, maka janganlah dia mencela melainkan dirinya sendiri.”
(HR. Abu Daud)
Protokol kesehatan yang ketiga adalah menjaga jarak.
Pemerintah menerapkan kebijakan social distancing yang sejatinya
adalah physical distancing. Yakni imbauan agar masyarakat
sementara menjaga jarak fisik antar sesama. Semua pihak diminta
untuk lebih banyak berdiam diri di rumah dan menjauhi kerumunan
massa .Sebagai seorang Muslim, masa physical distancing ini bisa
jadi cocok untuk menyendiri, memperbanyak ibadah, dan menjauhi
segala kehidupan duniawi. praktik spiritual seperti uzlah ini bisa
dijadikan penanda untuk orang-orang yang mau berpikir. Kita bisa
mengambil pelajaran Nabi Ibrahim As seringkali menyendiri dan
memikirkan kejadian alam semesta, begitu pula Nabi Muhammad
Saw yang menyendiri di Gua Hira demi mengenal Tuhannya.
physical distancing ini juga dapat menjadi moment tepat untuk
merenungkan hakikat diri dan Sang Pencipta, juga meningkatkan
ibadah kepada Allah Swt. Tokoh tasawuf Yahya bin Muadz Ar?Razi berkata ;
"Barang siapa mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal
Tuhannya”.
Kaum Muslimin yang semoga dimuliakan Allah ,
5M yang keempat adalah menghindari kerumunan. Hal ini
merupakan simbol bahwa terkadang kita memang harus
menyendiri dan bermuhasabah terhadap segala sesuatu yang telah
diperbuat selama ini. Kita harus menghitung-hitung kembali jika
kemungkinan selama hidup ini kita sombong dan tidak dapat
menundukkan nafsu. Manusia sering berbuat ketamakan dan
kesewenang-wenangan karena nafsu telah menunggangi akal sehat.
Sayyidina Umar bin Khattab telah mengingatkan pentingnya
muhasabah dalam satu khutbahnya, yakni:
Hisablah diri (introspeksi) kalian sebelum kalian dihisab, dan
berhias dirilah kalian untuk menghadapi penyingkapan yang besar
(hisab). Sesungguhnya hisab pada hari kiamat akan menjadi
ringan hanya bagi orang yang selalu menghisab dirinya saat hidup
di dunia.”
Gerakan 5 M yang kelima adalah Membatasi mobilisasi dan
interaksi. Mobilitas, interaksi penduduk yang tinggi, keramaian
kerumunan ini terbukti dalam riset studi epidemiologi terakhir ini
masih menjadi pemicu ledakan-ledakan kasus perburukan pandemi
di satu negara atau wilayah. Karenanya masyarakat untuk
sementara waktu haru bersabar lagi untuk banyak beraktivitas dari
rumah dan tidak melakukan perjalanan yang tidak diperlukan.
Sejauh ini upaya tersebut masih dianggap sebagai upaya yang
paling efektif. Adanya pembatasan sosial diharapkan dapat
meminimalisir transmisi virus Covid-19 dari manusia ke manusia.
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Kendati vaksin sudah tersedia dan mulai diedarkan, bukan
berarti masyarakat bisa mengendurkan protokol kesehatan yang
setahun ini telah digaungkan, apalagi jumlah orang yang
divaksinasi belum ke semua orang di Indonesia, maka herd
immunity jelas belum tercapai. Maka itu, tetap perlu dilakukan
protokol kesehatan. Ingat melakukan protokol kesehatan adalah
bentuk ikhtiar dalam menjaga penyebaran virus yang mematikan
ini. Di samping itu juga menjadi sebuah bentuk amalan yang
dihitung ibadah di sisi Allah. Karena telah berusaha mengutamakan
keselamatan umum daripada mencari manfaat dari sesuatu. Berbuat
yang terbaik bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga bagi orang.
inilah yang kita sebut sebagai kesalehan sosial. Kaidah fikihnya ‘la
dharara wala dhirara’. Jangan membahayakan diri sendiri dan
jangan juga membahayakan orang lain maka kita wajib
menghindari virus ini dengan cara mengikuti protokol Kesehatan.
Akhirnya marilah kita menghindari sifat sombong dan
angkuh dalam menghadapi situasi seperti ini, jangan sampai karena
kesombongan tersebut malah menghilangkan kepatuhan kita pada
himbauan pemerintah. Mari berperan aktif dan masif guna bersama
menghentikan penyebarannya. Dengan ikhtiar lahir dan batin ini
semoga Allah segera beekenan mengangkat wabah sembari
menyembulkan hikmah di balik musibah ini.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |