Kader Belajar Stunting
marsono_marsono 09 Maret 2020 22:31:18 WIB
Pengertian Stunting
Stunting pada anak didefinisikan sebagai masalah gizi akut yang diakibatkan oleh asupan gizi yang masuk dalam tubuh kurang memenuhi standar dalam kurun waktu lama. Kondisi ini bisa terjadi mulai dari anak masih berada dalam kandungan dan efeknya baru nampak saat ia sudah berusia 2 tahun. Biasanya anak yang mengalami kondisi stunting kurang mendapatkan asupan makanan yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan pada usianya, sehingga pertumbuhannya pun jadi kurang optimal.
UNICEF mendefinisikan stuntingsebagai persentase anak usia 0 hingga 59 bulan dengan tinggi di bawah minus (untuk kategori sedang dan berat) dan minus tiga (untuk kategori kronis) yang diukur dari standar pertumbuhan anak dari WHO. Tidak hanya pertumbuhan yang terhambat, stunting pada anak juga berkaitan dengan perkembangan otak yang kurang maksimal. Hal ini menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang di bawah rata-rata dan bisa berakibat pada prestasi sekolah yang buruk. Selain itu stunting dan kondisi lainnya yang terkait dengan kurang gizi juga dianggap sebagai salah satu faktor beberapa penyakit, seperti obesitas, hipertensi, kematian akibat infeksi, dan diabetes.
Yuk, Kenali Gejalanya!
Perlu Ibu ketahui bahwa stunting berkembang dengan proses yang lambat dan kumulatif. Namun itu tidak berarti bahwa asupan makanan si Kecil yang Ibu berikan saat ini tidak memadai. Ibu perlu mengenali gejala-gejala di bawah ini:
Proporsi tubuh anak cenderung normal tapi tampak lebih muda atau kecil untuk anak seusianya.
Pertumbuhan tulangnya tertunda.
Tubuh anak cenderung lebih pendek untuk anak seusianya.
Berat badan anak lebih rendah untuk anak seusianya.
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Dikarenakan stunting pada anak bisa dimulai sejak si Kecil berada dalam kandungan, maka waktu terbaik untuk mencegahnya adalah selama kehamilan dan 2 tahun pertama kehidupan anak. Berikut adalah langkah-langkah pencegahan stunting yang bisa Ibu lakukan:
-pada masyarakat Indonesia adalah ibu hamil harus makan yang banyak. Padahal yang benar adalah ibu hamil harus mengonsumsi makanan yang bergizi supaya janin dalam kandungan pun ikut sehat.
-Selain itu Ibu juga harus mengonsumsi suplemen penambah darah dan rutin kontrol kandungan ke bidan ataupun dokter kandungan.
Setelah anak lahir Ibu harus memberikan bayinya ASI eksklusif selama 6 bulan.
Pada bayi usia 6 bulan bayi mulai diberikan MPASI dengan tekstur makanan yang ditingkatkan sesuai usianya.
Para Ibu juga harus rajin mencari informasi mengenai makanan dan minuman apa saja yang boleh dan tidak boleh diberikan kepada anak sesuai usianya.
Berikan anak asupan gizi yang cukup, terutama protein dan kalsium. Hilangkan persepsi bahwa makan harus dengan nasi yang banyak. Karbohidrat, terutama nasi putih, banyak mengandung gula yang bisa menyebabkan kegemukan.
Efek Stunting
Seperti yang sudah disinggung di atas, stunting memiliki beberapa efek pada si Kecil. Berikut efek-efek tersebut:
Pertumbuhan anak terhambat di mana tinggi dan berat badannya tidak sesuai atau di bawah angka rata-rata pertumbuhan anak seusianya.
Ukuran lingkar kepala anak lebih kecil dibanding ukuran normal anak seusianya. Hal ini menandakan otaknya tidak berkembang dengan baik.
Bila otaknya kurang berkembang maka daya tangkapnya pun kurang maksimal.
Prestasi anak di bidang akademik kurang baik.
Anak cenderung pendek dibandingkan teman seusianya.
Badan anak terlalu kurus atau bisa jadi malah kegemukan akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan yang tinggi gula.
Anak mudah terserang penyakit.
Perkembangan anak tentunya menjadi prioritas utama setiap orangtua. Jangan sampai kondisi stunting tersebut dialami oleh si Kecil ya, Bu. Cegah stunting pada anak dengan berikan yang nutrisi terbaik untuk si Kecil karena ia adalah hadiah terindah yang tak ternilai harganya.
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |