Corona update

marsono_marsono 15 Maret 2020 12:33:43 WIB

Virus corona telah menginfeksi sekitar 128.343 orang di seluruh dunia hingga Jumat (13/3/2020) pagi ini. 

 

Kendati 68.324 di antaranya telah pulih, virus SARS-CoV-2 tersebut telah menewaskan 4.720 orang secara global.

 

Penyebarannya sangat cepat bahkan sampai ke negara di luar China, tempat pertama kali virus terindentifikasi.

 

Masifnya penyebaran virus corona membuat sejumlah negara mengambil kebijakan seperti membatasi perjalanan hingga mengunci wilayahnya.

Saat ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa wabah virus corona jenis baru tersebut menjadi pandemi global.

Gejala

 

Meskipun ditemukan sejumlah kasus yang tak menunjukkan gejala umum Covid-19, sejumlah tanda masalah kesehatan dapat dijadikan perhatian khusus.

 

Juru bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19) Achmad Yurianto mengatakan, pengenalan gejala-gejala awal Covid-19 menjadi hal terpenting dari penyebaran virus ini.

 

Secara umum gejala-gejala awal yang terjadi saat ini, lanjut dia, yaitu 80 persen panas, sekitar 60 persen batuk, dan pilek.

 

Jika tanda-tanda awal tersebut dibiarkan, dapat berisiko kesulitan bernapas yang ditandai dengan adanya pneumonia.

 

”Kalau kesulitan bernapas maka berikutnya akan jatuh pada kondisi kekurangan oksigen,” kata Yurianto seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang dirilis Setkab, Kamis (12/3/2020).

 

 

Apabila terjadi kekurangan oksigen maka organ yang terkena diawali dengan kegagalan ginjal, kegagalan jantung, kegagalan liver, hingga akhirnya jatuh pada kondisi multiorgan failure atau beberapa organ yang menjadi gagal.

 

“Ini yang menyebabkan kematian,” ujarnya

atau komplikasi berbahaya akibat infeksi.

 

”Di dalam usus besar kita normalnya itu ada bakteri karena bakteri di usus besar itu gunanya adalah untuk membusukkan sisa makanan,” kata dia.

 

Pada kondisi kekebalan tubuh yang masih bagus, maka jumlah bakterinya terkendali.

 

 

Namun, begitu tidak lagi memiliki daya tahan tubuh yang kuat maka bakteri akan tumbuh luar biasa banyaknya yang akan berpengaruh pada sistem tubuh, sehingga terjadi infeksi menyeluruh, dikenal sebagai sepsis.

 

Sepsis bakteri tersebut yang sering menyebabkan kematian.

 

Dalam Undang-Undang 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, kondisi Covid-19 saat ini sudah masuk kategori bencana yang sumbernya dari tiga hal yakni alam, non-alam, dan sosial.

 

Tanggap darurat

 

Yuri menambahkan, untuk bencana non-alam yang disebutkan dalam aturan tersebut adalah wabah.

 

 

“Ini sudah wabah dan kita sudah melakukan respons, artinya sudah tanggap darurat. Jangan dimaknai bencana ini kayak gempa bumi gitu ya. Kita sudah melakukan reaksi, sudah melakukan tanggap darurat,” ujarnya.

 

Salah satu bentuk tanggap darurat yang dilakukan merupakan tracing.

 

Sementara itu, terkait antisipasi penyebaran dari kasus imported case, proses deteksi dini sudah dilakukan kepada pendatang.

 

Meskipun apabila menggunakan thermal scanner maka tidak akan terdeteksi, namun hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan HAC (Health Alert Card).

 

HAC ini diakui Yuri, yang juga menjabat Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, sebagai upaya deteksi yang dilakukan pemerintah

“Ini sudah wabah dan kita sudah melakukan respons, artinya sudah tanggap darurat. Jangan dimaknai bencana ini kayak gempa bumi gitu ya. Kita sudah melakukan reaksi, sudah melakukan tanggap darurat,” ujarnya.

Salah satu bentuk tanggap darurat yang dilakukan merupakan tracing.

 

Sementara itu, terkait antisipasi penyebaran dari kasus imported case, proses deteksi dini sudah dilakukan kepada pendatang.

 

Meskipun apabila menggunakan thermal scanner maka tidak akan terdeteksi, namun hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan HAC (Health Alert Card).

 

HAC ini diakui Yuri, yang juga menjabat Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, sebagai upaya deteksi yang dilakukan pemerintah.

 

”Karena dia merasa dari luar negeri dan berasal dari daerah yang infeksinya cukup tinggi dan dia menerima Health Alert Card maka pada saat dia mulai merasakan tidak enak dia mendatangi beberapa rumah sakit dan kemudian menunjukkan kartunya itu. Inilah yang menjadi upaya deteksi kita,” papar dia. 

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung